Review Journal : Hubungan Frekuensi Paparan Media Pornografi Dengan Frekuensi Perilaku Masturbasi Remaja Putra Di Smk Wongsorejo Gombong Kebumen.

I. Latar Belakang Masalah


A. Masalah 

Remaja adalah periode transisi, ditandai dengan pubertas yaitu kematangan secara seksual dan psikoseksual yang terhubung, pubertas memberikan kontribusi untuk memunculkan seksualitas pada remaja, maka munculah motivasi seksual, remaja harus menyalurkan hal tersebut. Salah satu cara untuk menyalurkan motivasi seksual adalah dengan melakukan masturbasi. Salah satu faktor yang memunculkan masturbasi adalah media pornografi. 


B. Tujuan Penelitian 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari frekuensi mengekspose media pornografi dengan frekuensi masturbasi pada siswa SMK Wongsorejo Gombong, Kebumen Tahun 2010. 


II. Metode



A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini siswa laki-laki SMK Wongsorejo Gombong Kebumen Tahun 2017 sebanyak 92 siswa. Alat ukur yang digunakan adalah instrumen pengumpulan data berupa angket atau kuisioner.


III. Pembahasan



Hubungan Frekuensi Paparan Media Pornografi Dengan Frekuensi Perilaku Masturbasi Remaja Putra Di Smk Wongsorejo Gombong Kebumen.



The Commission on Obscenity and Pornography menyatakan bahwa terpaan erotika walaupun singkat dapat membangkitkan gairah seksual pada pria maupun wanita. Selain itu dapat menimbulkan reaksi emosional lain seperti resah, impulsif, agresif dan gelisah (Rakhmat, 2003). Menurut Santrock (2003), remaja yang terpapar media pornografi secara terus-menerus, semakin besar hasrat seksualnya.

Menurut Santrock (2003), remaja yang terpapar media pornografi secara terus-menerus, semakin besar hasrat seksualnya. Remaja menerima pesan seksual dari media pornografi secara konsisten berupa kissing, petting, bahkan hubungan seksual pra nikah, tapi jarang dijelaskan akibat dari perilaku seksual yang disajikan seperti hamil di luar nikah atau kehamilan yang tidak diinginkan.
Menurut Sarwono (2008), masturbasi diawali dengan fantasi tentang seks, untuk menciptakan fantasi tersebut remaja memerlukan media pornografi. Media pornografi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi masturbasi. Perilaku seksual remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya dorongan seksual, ketaatan beragama, pergaulan dan media pornografi. Menurut Zilmann dan Bryan dalam Thornburgh dan Hezbert (2002), ketika seseorang terekspos pornografi berulangkali, mereka akan menunjukkan kecenderungan untuk memiliki persepsi menyimpang mengenai seksualitas dan juga terjadi peningkatan kebutuhan akan tipe pornografi yang lebih keras dan menyimpang. Remaja yang terangsang akibat paparan pornografi membutuhkan penyaluran hasrat seksual terutama saat ada dorongan untuk berhubungan seks, karena mereka belum menikah maka sebagian besar remaja memilih masturbasi karena dapat dilakukan tanpa pasangan. Menurut BKKBN (2010), jika sering masturbasi (>12 kali dalam satu bulan), dapat terjadi ketidakseimbangan zat dalam tubuh.


IV. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat peneliti simpulkan bahwa sebagian besar remaja putra di SMK Wongsorejo Gombong terkena frekuensi paparan media pornografi lebih dari 1 x per bulan yaitu sebanyak 41 siswa (45%) dan sebagian besar remaja putra di SMK Wongsorejo Gombong sudah pernah masturbasi> 12 x per bulan sebanyak 47 siswa (51%). Terdapat  hubungan antara frekuensi paparan media pornografi dengan frekuensi perilaku masturbasi remaja putra di SMK Wongsorejo Gombong Tahun 2010 dengan ρ value 0,000 < 0,05.  


V. Referensi



BKKBN.(2002). Perilaku seksual remaja putra.http://www.bkkbn.go.id.Diakses tanggal 1 Desember 2009.   



BKKBN.(2010). Masturbasi yang kelewat sering bisa berbahaya.http://www.bkkbn.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2010.  



Ghozally, F., & Karim, J.(2009). Ensiklopedi seks.Jakarta : Restu Agung.  



Indrieyani, C.K.S. (2007). Hubungan antara perilaku mengkonsumsi media pornografi   

dengan intensi melakukan masturbasi pada remaja laki-laki kelas 1 dan 2 di SMKN 5 Semarang.Thesis  Universitas Diponegoro. Semarang.  


Istanto, A. (2008). Pengaruh Situs Porno di Internet terhadap Motivasi Seks Bebas pada  

  Remaja. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.  


Rakhmat, J. (2003). Psikologi Komunikasi.Bandung : PT Remaja Rosdakarya.  



Santrock, J.W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja.Jakarta : Erlangga.  



Sarwono, S.W. (2008). Psikologi Remaja.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.  



Thornburgh, D. &  Lin, H. S. (2002). Youth, pornography, and the internet. 

  http://www.bkkbn.go.id. Diakses pada tanggal 15 Maret 2010.  
Wallmyr, G., & Welin, C. (2006).Young people, pornography, and sexuality: source and 
  attitude. Journal of School Nursing, 22 (5), 262-263.

Komentar

Postingan Populer